Sabtu, 10 Maret 2012

contoh tugas karya ilmiah yg lengkap b.indonesia daro pengarang mujabahmad


karya ilmiah "kebiasaan menyontek pada siswa"




 
KEBIASAAN MENYONTEK
PADA SISWA KELAS XI IPA 4






Karya tulis
Di susun dalam rangka memenuhi tugas mandiri
Tidak terstruktur mapel Bahasa Indonesia

Oleh :


Kelas : XI IPA 4



SMA NEGERI 3 DEMAK
Jl. Sultan Trenggono No. 81 Telp.  (0291) 681648 Demak 59551
Tahun Pelajaran 2010 / 2011
 



PENGESAHAN


Judul                 : Kebiasaan Menyontek pada Siswa Kelas XI IPA 4
Di setujui dan disahkan oleh pembimbing pada           :

Hari                   : ……………………………………….
Tanggal             : ……………………………………….




Demak,           Februari 2011
  Mengetahui,
   Pembimbing



SAIDA ZULFA, S.Pd.
NIP. 19730414 2006 04 2 014



MOTTO DAN PERSEMBAHAN


MOTTO
  1. Membaca adalah  jendela dunia.
  2. Pengalaman adalah guru yang terbaik.
  3. Kamu tidak akan pernah tahu jika kamu tidak mau mencoba.
  4. Hari kemarin adalah kenangan, hari ini adalah ujian, hari esok adalah harapan.



PERSEMBAHAN
Karya tulis ini, kami persembahkan kepada :





ABSTRAK

Karya tulis ini berjudul “ Kebiasaan Menyontek Pada Siswa Kelas XI IPA 4 ”, sengaja kami pilih karena maraknya kebiasaan siswa sekolah khususnya kelas XI IPA 4 yang suka menyontek, baik saat mengerjakan PR, Tugas, Ulangan Harian, Ulangan Umum Semester, maupun Ujian.
Metode yang digunakan adalah metode observasi / pengamatan dan metode angket. Tujuan ditulisnya karya tulis ini adalah membuat para siswa sadar bahwa menyontek sama saja dengan membohongi diri sendiri. Selain itu, menunjukkan bagaimana melatih diri untuk berlaku jujur.
Dalam pembahasan masalah dapat disimpulkan kebiasaan menyontek dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Menyontek menjadikan kita malas, tidak jujur, dan merupakan satu tindakan awal dari budaya korupsi.



KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Kebiasaan Menyontek pada Siswa Kelas XI IPA 4”. Karya tulis ini disusun dalam rangka memenuhi tugas tidak terstruktur mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penyusun berterima kasih kepada Ibu Saida Zulfa, S.Pd selaku guru pembimbing dalam penulisan karya tulis ini, Bapak / Ibu Guru, semua pihak  telah membantu dalam pembuatan karya tulis ini, dan Ibu Widyorini, S.Pd selaku wali kelas kami.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kritik dan saran dari pembaca yang membangun sangat kami harapkan untuk kesempurnaan karya tulis ini sebagai bahan pijakan di kemudian hari.
Harapan penulis, semoga karya tulis ini bermanfaat dan menjadi bahan bacaan bagi kita.




Demak, 03 Februari 2011
Penulis,




DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………….            ii
Halaman Pegesahan……………………………………………………….            iii
Halaman Motto dan Persembahan.................................................................        iv
Abstrak……………………………………………………………………...          v
Kata Pengantar…………………………………………………………….           vi
Daftar Isi……………………………………………………………………           vii
BAB I   PENDAHULUAN
BAB II   LANDASAN TEORI……………………………………………..         3
BAB III  PROSES PENELITIAN
            3.1.  Lokasi Peneletian ……………………………………………….          5
            3.2.  Cara Pengambilan Data ………………………………………..           5
            3.3.  Cara Menganalisis Data ………………………………………..           5
BAB IV  HASIL PENELITIAN
BAB V    PEMBAHASAN MASALAH
kelas XI IPA 4? ……………………………………………….          7
dampak buruk kebiasaan menyontek ……………………….  …        7
BAB VI  PENUTUP
            6.1.  Simpulan ……………………………………………………….          9
            6.2.  Saran ……………………………………………………………         9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN



BAB I
PENDAHULUAN

Para pelajar sekarang ini nekat menyontek. Sepertinya menyontek bukan lagi hal yang biasa namun hal yang luar biasa. Maksudnya menyontek sepertinya  hal yang  bisa ditinggalkan. Menyontek telah membudidaya, lebih dikarenakan ketidakjujuran, sifat malas yang telah mendarah daging. Hal – hal tersebut menyatu dalam setiap aliran darah dan setiap hulu nafas. Kebuadayaan mencontek dilakukan atas dasar kurang percaya diri (PD) terhadap kemampuan diri sendiri.
Namun tidak semua siswa melakukan kegiatan menyontek, masih ada siswa yang rajin dan percaya akan kemampuan yang dimilikinya.
            1.1. Latar Belakang
Menyontek merupakan sesuatu yang tidak asing lagi bagi pelajar. Setiap siswa ingin mendapat nilai yang baik dalam ujian, dan karena itu berbagai macam cara dilakukan untuk mencapai tujuan itu. Banyak orang beranggapan menyontek sebagai masalah yang biasa saja, namun ada juga yang memandang serius masalah ini. Bentuk-bentuk kebiasaan ini dapat berupa: menjiplak atau mencontoh pekerjaan teman, bertanya langsung saat menghadapi ujian, membuka catatan kecil saat ujian, mencari bocoran soal ulangan, membuka buku saat ulangan, meminta teman untuk mengerjakan tugasnya dan tukar menukar soal yang terdapat jawaban di dalamnya
Kebanyakan orang, menyontek sudah dianggap kebiasaan wajib dilakukan. Entah mengapa menyontek mendapat peminat yang banyak. Namun, jika menyontek tetap dilakukan secara terus – menerus akan berimbas pada generasi penerus. Menyontek akan menjadi kebiasaan  turun – temurun dan kebiasaan yang sulit ditinggalkan, mungkin bisa menjadi tradisi yang berkembang di lingkungan hidup terutama di sekolah.
 1.2. Rumusan Masalah  
Dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat kebiasaan menyontek pada siswa kelas XI IPA 4?
2. Apakah para siswa mengetahui kerugian dan dampak buruk dari kebiasaan
    menyontek?

1.3. Tujuan dan Manfaat

Sesuai dengan permasalahan diatas, tujuan utama yang ingin dicapai dalam penulisan karya tulis ini adalah membuat para siswa sadar akan kebiasaan menyontek adalah hal yang buruk. Selain itu, menyontek melatih diri untuk melakukan perbuatan curang. Kebiasaan menyontek juga menimbulkan kerugian untuk diri sendiri maupun orang lain. Siswa – siswi yang menyontek dapat mengetahui dampak dan kerugian menyontek sehingga diharpakan akan mengurangi kegiatan menyontek.

Dalam bersekolah, menyontek sangat dilarang. Dalam aturan manapun, menyontek pun dilarang. Baik dalam ulangan harian, ulangan semester, tugas, PR, sampai ujian. Sebenarnya tidak menyontek tidaklah sulit. Selain meningkatkan kepintaran, tidak menyontek dapat melatih dan mengukur sejauh mana kemampuan kita dalam belajar, mengingat, dan menyerap materi yang diajarkan oleh Bapak dan Ibu guru. Tidak menyontek berpengaruh pada masa depan kita, yaitu memudahkan kita dalam menerapkan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan sehari – hari. Hidup kita akan  menjadi lebih bermakna daripada kita selalu menyontek maka kita tidak mempunyai apa – apa untuk bekal masa depan nanti.




BAB II
LANDASAN TEORI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Sikap adalah “ perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan pendirian Sikap yang dalam Bahasa Inggris disebut Attitude adalah segala suatu yang bereaksi terhadap suatu perangsang.
Dalam arti sempit sikap adalah pandangan atau kecenderungan mental. Menurut Bruno (1987), sikap (Attitude) adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang. Sedangkan menurut Sherif ( 1956) mengartikan sikap dengan sejenis motif sosiogonis yang di peroleh melalui proses belajar. atau kemampuan internal yang berperan sekali mengambil tindakan, lebih – lebih bila terbuka berbagai kemungkinan untuk bertindak dan bersedia beberapa alternatif. Sikap juga suatu individu-individu yang tidak hanya mempunyai gambaran mengenai objek dan subjek disekelilingnya, yang mempunyai perasaan terutama berkaitan erat dengan kebutuhan yang di miliki tiap-tiap individu.
Sikap pada aspek afektif merupakan aspek yang menentukan seseorang bertindak, karena kemauan atau kerelaan bertindaklah yang menentukan seseorang berbuat sesuai dengan sikap yang dimilikinya. Namun demikian aspek yang yang lainnya ikut mempengaruhinya.
Sikap dapat didefinisikan sebagai kesiapan sesorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal – hal tertentu Adapun pembentukan dan perubahan sikap dapat dilakukan melalui empat macam cara :
a Adopsi, yaitu kejadian – kejadian atau peristiwa yang terjadi berulang – ulang dan terus menerus lama kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan mempengaruhi pembentukan sikap.
b. Diferensiasi, yaitu dengan perkembangan intelegensi, bertambahnya pengalaman sejalan bertambahnya usia, maka ada hal yang tadinya dianggap sejenis, kemudian dipandang tersendiri lepas dari jenisnya.
c. Integrasi, yaitu pembentukan sikap, disini secara bertahap dimulai dari berbagai pengalaman yang berhubungan dengan suatu hal tertentu sehingga akhirnya berbentuk sikap mengenai hal tersebut.
d. Trauma, yaitu pengalaman yang tiba – tiba, mengejutkan, meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan. Pengalaman yang traumatis dapat juga terbentuknya sikap.
Pembentukan sikap tidak terjadi demikian saja, melainkan melalui proses tertentu, melalui kontak sosial terus menerus antara individu dan individu dan orang di sekitarnya.
Menyontek memiliki arti yang beraneka macam, akan tetapi biasanya dihubungkan dengan kehidupan sekolah, khususnya bila ada ulangan dan ujian. Biasanya usaha menyontek dimulai pada waktu ulangan dan ujian akan berakhir, namun demikian tidak jarang usaha tersebut telah dimulai sejak ujian dimulai.
Walaupun kata menyontek telah dikenal, sejak lama namun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata tersebut tidak dapat ditemukan secara langsung, kata menyontek baru ditemukan pada kata jiplak menjiplak yaitu mencontoh atau meniru ( tulisan pekerjaan orang lain ).
Dalam Kamus Modern Bahasa Indonesia istilah menyontek memiliki pengertian yang hampir sama yaitu “ Tiru hasil pekerjaan orang lain”. Maka dapat disimpulkan menyontek dalam pelaksanaan ujian adalah mengambil jawaban soal – soal ujian dari cara – cara yang tidak dibenarkan dalam tata tertib ujian seperti : dari buku, catatan, hasil pemikiran temannya dan media lain yang kemudian disalin pada lembar jawaban ujian pada saat ujian berlangsung.


BAB III
PROSES PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket kepada para siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 3 Demak. Pengisian angket dilakukan melalui pengisian disebuah kertas.
Responden yang dipilih adalah responden dari Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 3 Demak.

3.1.      Lokasi Penelitian
Pengambilan lokasi responden dilakukan dikelas pada saat istirahat saat jam pelajaran kosong ataupun pada saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung.

3.2.      Cara Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan melalui beberapa cara, yaitu : observasi (pengamatan) dan penyebaran angket yang diisi langsung oleh siswa.

3.3.      Cara Menganalisis Data
Dalam menganalisis data, responden dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok yang setuju menyontek dan kelompok yang tidak setuju menyontek. Pengelompokkan ini diperoleh berdasarkan hasil pengamatan dan pertanyaan yang ada dalam angket.
Pengelompokkan didapat berdasarkan pengamatan dan pendapat para siswa. Kelompok terbanyak diambil untuk menjadi kesimpulan tentang kebiasaan menyontel pada siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 3 Demak. Dari hasil analisis data, akan dapat dilihat apakah kelompok yang setuju menyontek lebih banyak dibandingkan dengan kelompok yang tidak setuju menyontek dan sebaliknya.




BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Hasil Observasi
Observasi (pengamatan) dilakukan pada saat istirahat  saat jam pelajaran kosong, dan juga pada saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung.

Hasil Pengamatan sebagai berikut :
Jumlah Siswa Kelas XI IPA 4 sebanyak 43 siswa
No.
Persetujuan
Jumlah
Persentase
1.
Siswa yang selalu menyontek di waktu ulangan maupun semester
26
60.47  %
2.
Siswa yang mengetahui kerugian menyontek
35
81.40  %
3.
Siswa dan orang tua siswa yang puas dengan nilai dari hasil menyontek
20
46.51 %

4.2. Hasil Angket
Jumlah Siswa Kelas XI IPA 4 sebanyak 43 siswa
No.
Persetujuan
Jumlah
Persentase
1.
Siswa yang selalu menyontek di waktu ulangan maupun semester
22
51.16  %
2.
Siswa yang mengetahui kerugian menyontek
31
72.09  %
3.
Siswa dan orang tua siswa yang puas dengan nilai dari hasil menyontek
17
39.53  %

4.3. Analisis Data
Berdasarkan hasil pengamatan dan angket, dapat diperoleh data, yaitu :
Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil bahwa siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 3 Demak lebih cenderung dan menyukai menyontek. Ini sesuai dengan data yang didapat yaitu sebanyak 24 (55.81 %)dari 43 siswa.
Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 3 Demak yang tidak menyontek diperoleh data sebanyak 19 (44.19 %) dari 43 siswa.


BAB V
PEMBAHASAN MASALAH

5.1. Apakah terdapat kebiasaan menyontek pada siswa kelas XI IPA 4 ?
Ada. Seperti pada hasil penelitian yang telah ditulis, bahwa terdapat 55.81 % yakni sekitar 24 dari 43 siswa kelas XI IPA 4 yang suka menyontek.
Alasannya :

5.2. Apakah para siswa mengetahui kerugiaan dan dampak buruk kebiasaan
menyontek ?
Tahu. Mereka tahu dampak buruk dan kerugian menyontek. Tetapi, mereka tetap melakukan kebiasaan tersebut.
Dampak buruk dan kerugiannya, antara lain :

5.3 Pemecahan Masalah
Masalah – masalah tersebut dapat terselesaikan dengan cara :

Untuk memulai menghentikan perbuatan menyontek kita perlu mensosialisasikan kepada semua pihak yang terkait yaitu :
a. Guru
Masalah nyontek dimanapun sekolahan pasti ada, namun prosentasenya berpariasi, tergantung dari sekolah masing-masing. Sekolah semakin kurang berkwalitas berindikasi prosentase anak menyontek semakin besar, namun tidak semua benar, tergantung dari visi dan misi serta gurunya masing-masing.
menghentikan praktek kotor ini
Dimulai dari guru harus bertindak sportif dalam mengambil sangsi kalau ada pelanggaran, merupakan langkah pertama.
Setiap guru mengadakan ulangan, jika ada anak yang berbuat kotor (nyontek,nurun dsb) harus cepat diambil tindakan, dan jangan sampai timbul kesempatan berikutnya.
b. Murid
Sosialisasi perang melawan nyontek sama dengan perang melawan narkoba. Pelan namun pasti kalau murid mengerti dan menyadari akibat dari ngerpek, tentunya akan perlahan praktek kotor itu akan bisa hilang.
Kalau dari guru sudah tidak memberikan kesempatan pada murid untuk melakukan praktek kotor itu, tentunya berdampak langsung pada murid. Sedangan murid akan mulai bertindak sportif menerima proses penyembuhan penyakit ini.
c. Orang tua/wali murid
Perlu diberi tahu tentang pentingnya program melawan menyontek. Kalau semua sudah menyadari bahwa tidak ada untungnya praktek menyontek, akan semakin lancar dalam perjalanan mebasmi nyontek itu.
d. Guru Sekolah Dasar
Kerjasama yang erat antara sekolah baik lintas SD,SMP dan SMU/sederajat untuk membvasmi program tersebut sangat penting, sehingga tidak ada ruang gerak bagi anak untuk melakukan praktek kotor itu.



BAB VI
PENUTUP

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Sebagai penutup dalam karya tulis ini, penulis akan menyimpulkan dan memberi saran sehubungan dengan kebiasaan menyontek pada siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 3 Demak.

6.1. Simpulan
Penulis menyimpulkan, dari pengamatan, angket, dan pengambilan bahan dari berbagai sumber yang ada, yaitu sebagai berikut :

6.2. Saran
Berdasarkan kebiasaan siswa kelas XI IPA 4 yang suka menyontek, penulis memberikan saran :



DAFTAR PUSTAKA


perlu.html
Alwi Hasan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2001.
www.wikipedia .org

Selasa, 06 Maret 2012


Sejarah Komputer dan Perkembanganya – Sejak dahulu, proses pengolahan data telah dilakukan oleh manusia. Manusia juga menemukan alat-alat mekanik dan elektronik untuk membantu manusia dalam penghitungan dan pengolahan data supaya bisa mendapatkan hasil lebih cepat. Komputer yang kita temui saat ini adalah suatu evolusi panjang dari penemuan-penemuan manusia sejak dahulu kala berupa alat mekanik maupun elektronik
Saat ini komputer dan piranti pendukungnya telah masuk dalam setiap aspek kehidupan dan pekerjaan. Komputer yang ada sekarang memiliki kemampuan yang lebih dari sekedar perhitungan matematik biasa. Diantaranya adalah sistem komputer di kassa supermarket yang mampu membaca kode barang belanja, sentral telepon yang menangani jutaan panggilan dan komunikasi, jaringan komputer dan internet yang menghubungkan berbagai tempat di dunia.
Sejarah Komputer menurut periodenya adalah:
  • Alat Hitung Tradisional dan Kalkulator Mekanik
  • Komputer Generasi Pertama
  • Komputer Generasi Kedua
  • Komputer Generasi Ketiga
  • Komputer Generasi Keempat
  • Komputer Generasi Kelima
Sejarah Komputer
1. Komputer Generasi Pertama (1946­ – 1959)
Dengan terjadinya Perang Dunia II, negara­negara yang terlibat dalam perang tersebut berusaha mengembangkan untuk mengeksploit potensi strategis yang dimiliki komputer.
Hal ini meningkatkan pendanaan pengembangan komputer serta mempercepat kemajuan teknik komputer.
(1) Colassus
(2) Mark I
(3) ENIAC
(4) EDVAC
(5) UNIVAC I
Ciri komputer generasi pertama adalah:
- Penggunaan tube vakum (yang membuat komputer pada masa tersebut berukuran sangat besar)
- Adanya silinder magnetik untuk penyimpanan data.
- Instruksi operasi dibuat secara spesifik untuk suatu tugas tertentu.
- Setiap komputer memiliki program kode­biner yang berbeda yang disebut “bahasa mesin” (machine language). Hal ini menyebabkan komputer sulit untuk diprogram dan membatasi kecepatannya.
2. Komputer Generasi Kedua (1959­ – 1964)
Stretch dan LARC
Mesin pertama yang memanfaatkan teknologi baru ini adalah superkomputer. IBM membuat superkomputer bernama Stretch, dan Sprery­ Rand membuat komputer bernama LARC. Komputer­komputer ini,yang dikembangkan untuk laboratorium energi atom, dapat menangani sejumlah besar data, sebuah kemampuan yang sangat dibutuhkan oleh peneliti atom. Mesin tersebut sangat mahal dan cenderung terlalu kompleks untuk kebutuhan komputasi bisnis, sehingga membatasi kepopulerannya.
Hanya ada dua LARC yang pernah dipasang dan digunakan: satu di Lawrence Radiation Labs di Livermore, California, dan yang lainnya di US Navy Research and Development Center di Washington D.C. Komputer generasi kedua menggantikan bahasa mesin dengan bahasa assembly. Bahasa assembly adalah bahasa yang menggunakan singkatan­singakatan untuk menggantikan kode biner.
Pada awal 1960­an, mulai bermunculan komputer generasi kedua yang sukses di bidang bisnis, di universitas, dan di pemerintahan. Komputer generasi kedua ini merupakan komputer yang sepenuhnya menggunakan transistor. Mereka juga memiliki komponen­komponen yang dapat diasosiasikan dengan komputer pada saat ini: printer, penyimpanan dalam disket, memory, sistem operasi, dan program.
Ciri-ciri komputer pada generasi kedua:
- Penggunaan transistor sehingga ukurannya lebih kecil
- Adanya pengembangan memori inti­magnetik membantu pengembangan komputer generasi kedua yang lebih kecil, lebih cepat, lebih dapat diandalkan, dan lebih hemat energi dibanding para pendahulunya
- Penggantian dari bahasa mesin menjadi bahasa Asembly
- Muncul bahasa pemrograman COBOL dan FORTRAN
3. Komputer Generasi Ketiga (1964­ – 1970)
Walaupun transistor dalam banyak hal mengungguli tube vakum, namun transistor menghasilkan panas yang cukup besar, yang dapat berpotensi merusak bagian­bagian internal komputer. Batu kuarsa (quartz rock) menghilangkan masalah ini. Jack Kilby, seorang insinyur di Texas Instrument, mengembangkan sirkuit terintegrasi (IC : integrated circuit) di tahun 1958. IC mengkombinasikan tiga komponen elektronik dalam sebuah piringan silikon kecil yang terbuat dari pasir kuarsa.
Pada ilmuwan kemudian berhasil memasukkan lebih banyak komponen­komponen ke dalam suatu chiptunggal yang disebut semikonduktor. Hasilnya, komputer menjadi semakin kecil karena komponen­komponen dapat dipadatkan dalam chip. Kemajuan komputer generasi ketiga lainnya adalah penggunaan system operasi (operating system) yang memungkinkan mesin untuk menjalankan berbagai program yang berbeda secara serentak dengan sebuah program utama yang memonitor dan mengkoordinasi memori komputer.
Ciri-ciri komputer pada generasi ketiga:
- Penggunaan IC(Intregrated Circuit)
- Ukuran komputer menjadi lebih kecil
- Ditemukannya Sistem Operasi
4. Komputer Generasi Keempat (1979­ – sekarang)
Setelah IC, tujuan pengembangan menjadi lebih jelas: mengecilkan ukuran sirkuit dan komponen­komponen elektrik. Large Scale Integration (LSI) dapat memuat ratusan komponen dalam sebuah chip. Pada tahun 1980­ an, Very Large Scale Integration (VLSI) memuat ribuan komponen dalam sebuah chip tunggal. Ultra­Large Scale Integration (ULSI) meningkatkan jumlah tersebut menjadi jutaan. Kemampuan untuk memasang sedemikian banyak komponen dalam suatu keping yang berukurang setengah keping uang logam mendorong turunnya harga dan ukuran komputer. Hal tersebut juga meningkatkan daya kerja, efisiensi dan keterandalan komputer.
Chip Intel 4004 yang dibuat pada tahun 1971 membawa kemajuan pada IC dengan meletakkan seluruh komponen dari sebuah komputer (central processing unit, memori, dan kendali input/output) dalam sebuah chip yang sangat kecil. Sebelumnya, IC dibuat untuk mengerjakan suatu tugas tertentu yang spesifik. Sekarang, sebuah mikroprosesor dapat diproduksi dan kemudian diprogram untuk memenuhi seluruh kebutuhan yang diinginkan. Tidak lama kemudian, setiap perangkat rumah tangga seperti microwave oven, televisi, dan mobil dengan electronic fuel injection dilengkapi dengan mikroprosesor.
Perkembangan yang demikian memungkinkan orang­orang biasa untuk menggunakan komputer biasa. Komputer tidak lagi menjadi dominasi perusahaan­perusahaan besar atau lembaga pemerintah. Pada pertengahantahun 1970­an, perakit komputer menawarkan produk komputer mereka ke masyarakat umum. Komputer­komputer ini, yang disebut minikomputer, dijual dengan paket piranti lunak yang mudah digunakan oleh kalangan awam. Piranti lunak yang paling populer pada saat itu adalah program word processing dan spreadsheet. Pada awal 1980­an, video game seperti Atari 2600 menarik perhatian konsumen pada komputer rumahan yang lebih canggih dan dapat diprogram.
Pada tahun 1981, IBM memperkenalkan penggunaan Personal Computer (PC) untuk penggunaan di rumah, kantor, dan sekolah. Jumlah PC yang digunakan melonjak dari 2 juta unit di tahun 1981 menjadi 5,5 juta unit di tahun 1982. Sepuluh tahun kemudian, 65 juta PC digunakan. Komputer melanjutkan evolusinya menuju ukuran yang lebih kecil, dari komputer yang berada di atas meja (desktop computer) menjadi komputer yang dapat dimasukkan ke dalam tas (laptop), atau bahkan komputer yang dapat digenggam (palmtop).
IBM PC bersaing dengan Apple Macintosh dalam memperebutkan pasar komputer. Apple Macintosh menjadi terkenal karena mempopulerkan system grafis pada komputernya, sementara saingannya masih menggunakan komputer yang berbasis teks. Macintosh juga mempopulerkan penggunaan piranti mouse.
Pada masa sekarang, kita mengenal perjalanan IBM compatible dengan pemakaian CPU: IBM PC/486, Pentium, Pentium II, Pentium III, Pentium IV (Serial dari CPU buatan Intel). Juga kita kenal AMD k6, Athlon, dsb. Ini semua masuk dalam golongan komputer generasi keempat. Seiring dengan menjamurnya penggunaan komputer di tempat kerja, cara­ cara baru untuk menggali potensial terus dikembangkan. Seiring dengan bertambah kuatnya suatu komputer kecil, komputer­komputer tersebut dapat dihubungkan secara bersamaan dalam suatu jaringan untuk saling berbagi memori, piranti lunak, informasi, dan juga untuk dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Komputer jaringan memungkinkan komputer tunggal untuk membentuk kerjasama elektronik untuk menyelesaikan suatu proses tugas. Dengan menggunakan perkabelan langsung (disebut juga local area network, LAN), atau kabel telepon, jaringan ini dapat berkembang menjadi sangat besar.
Ciri-ciri komputer pada generasi keempat:
• Digunakannya LSI, VLSI, ULSI
• Digunakannya mikroprosesor
Banyak kemajuan di bidang disain komputer dan teknologi semakin memungkinkan pembuatan komputer generasi kelima. Dua kemajuan rekayasa yang terutama adalah kemampuan pemrosesan paralel, yang akan menggantikan model von Neumann. Model von Neumann akan digantikan dengan sistem yang mampu mengkoordinasikan banyak CPU untuk bekerja secara serempak. Kemajuan lain adalah teknologi superkonduktor yang memungkinkan aliran elektrik tanpa ada hambatan apapun, yang nantinya dapat mempercepat kecepatan informasi.
Jepang adalah negara yang terkenal dalam sosialisasi jargon dan proyek komputer generasi kelima. Lembaga ICOT (Institute for new Computer Technology) juga dibentuk untuk merealisasikannya. Banyak kabar yang menyatakan bahwa proyek ini telah gagal, namun beberapa informasi lain bahwa keberhasilan proyek komputer generasi kelima ini akan membawa perubahan baru paradigma komputerisasi di dunia. Kita tunggu informasi mana yang lebih valid dan membuahkan hasil.Anda bisa memperkaya wawasan seputar komputer dengan membaca artikel yang lainya pengertian komputer dan perangkat keras komputer itu apa sih? so silahkan baca.